KEMATIAN ITU SEPERTI
PENCURI DIWAKTU MALAM
Mengenang
Bp. Ignatius Susanto (Meditator BSD)
Pada tgl 26 Februari kira jam 11
pagi saya mendapat telepon dari ibu Anna (Kepala Sekolah TK St. Antonius Padua). Dikabarkan bahwa ayah Daniel yaitu Bp.
Ignatius Susanto meninggal pagi itu.
Berita ini yang sangat mengejutkan hati saya dan bahkan seperti disambar
petir rasanya. Seluruh paroki yang mengenal Bp. Ignatius
Susanto terkejut, terlebih para teman Meditator. Dia orang yang tak pernah bermasalah
dengan sakit, terlihat kokoh kuat, bersemangat,
menggebu-gebu, pantang mundur dalam perjuangan. Dia juga sangat intens mengikuti Meditasi Kristiani dan bahkan seorang pendamping kelompok yang
mempunyai dedikasi yang tinggi, dan terus-menerus punya cita-cita dan usaha untuk mengembangkan kelompok.
Kami semua para Meditator sangat kehilangan dan mengapa begitu cepat ia
pergi.
Tetapi sebagai orang beriman kita semua diingatkan kata-kata Santo Paulus yang berbunyi; “ Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” (Flp 1 : 21). Teman Meditator kita
ini dalam pengalaman doanya, membawa dia sangat dekat dengan
Kristus dan mengedepankan Kristus sebagai andalan dia. Kita semua percaya bahwa Bp. Ignatius Susanto
kini sudah tinggal bersama Dia yang diimani dan dicintai. Sesudah menunaikan
tugasnya di dunia ini selalu bersama dengan Kristus, mati bersama dengan Kristus dan hidup sesudah hidup ini juga bersama
dengan Kristus yang selama ini dicari serta dirindukannya.
Kerinduan Bapak Santo sudah terjawab oleh Tuhan, ia boleh tinggal bersama
Tuhan untuk selama-lamanya dengan bahagia. Kita percaya
saat ini teman kita ini pasti sudah bersama dengan Malaikat di Surga. Lagu Bersama Malaikat di Surga ini selalu dikidungkan ketika ia
masih di dunia
dan dia senang sekali mengajak para Meditator yang lain untuk
menyanyikan lagu itu. Saya sendiri masih terngiang ketika berdoa didekat
petinya dan sampai sekarang ini, maka baiklah saya kutip
lagu itu agar yang membaca ikut melambungkan lagu ini :
Bersama malaikat di
Surga,
Nyanyikan kidung pujian
Bermasmur bagi Mu
muliakan nama Mu
Yesus aku memuji Mu
Tanganku kuangkat pada
Mu
Masuk dalam hadirat Mu
Rasakan kasih Mu, ku
jadi milik Mu
Yesus aku menyembah Mu
Hosanna, hosanna, aku
memuji Mu
Alleluya, alleluia aku menyembah
MU
Kalau kita mengenal secara dalam terhadap pribadi almarhum, penghayatan Imannya luar biasa dan dia juga melakukan apa
yang di imani. Kita juga percaya Kristus yang mencintai secara luar biasa dalam
karya penebusanNya, pasti almarhum sudah berbahagia bersama malaikat di surga.
Maka dengan iman dan kepercayaan, kami melepas, merelakan
kepergian Bp. Ignatius Susanto, dan tak akan pernah protes terhadap Tuhan Sang
Pencipta. Kami bersama dengan Meditator seluruh dunia dan secara khusus seluruh
Indonesia mengucapkan “Selamat Jalan dan jadilah pendoa bagi kami”. Kami percaya saat ini engkau lebih hidup dan lebih bisa menolong kami.
Pengalaman kepergian Bp. Santo yang begitu cepat meninggalkan kami teman-teman
Meditator sangat menyadarkan kami untuk berjaga dan berdoa, mengisi hidup ini
dengan hal-hal yang bermakna; cinta yang hidup kepada Tuhan dan sesama.
Bila kematian itu akibat dosa manusia, orang yang beriman dan mencintai Kristus
akan dihidupkan kembali oleh iman dan cintanya. Persekutuan dengan Kristus membuat kita orang berdosa ini diberi
hidup kembali. Maka dalam praktik meditasi, kita hanya ingin bersekutu dengan Kristus, mencintai Kristus dan
tinggal bersama dengan Kristus. Kristus memberikan kesempatan dan tempat tapi
kita harus berani dan mau terus-menerus melepaskan
ikatan-ikatan yang membelenggu hidup kita. Lepaskan kelekatan-kelekatan manusia
lama, egoisme yang selalu mencari kepentingan diri sendiri yang menghambat
perjalanan menuju Tuhan.
Dalam menanggapi judul diatas, bahwa kematian itu seperti pencuri diwaktu
malam, kita semua yang kecil maupun yang besar, yang muda maupun yang tua harus
siap berangkat. Orang Sunda mengatakan: “Sing caricing pageh kancing, sing saringset pageuh iket“ yang
artinya terus menerus siap siaga; dengan cara berdoa, berbela rasa, beramal kasih, mengampuni, menyelamatkan, dan beranikan dirimu untuk mengambil bagian hidup
Illahi yang tanpa akhir.
Kematian Kristus dikayu salib telah membebaskan manusia dari rasa takut
kematian, karena Kristus memberikan kehidupan baru bersamaNya di surga. Yang
penting dengarkan sabdaNya, lakukan perintahnya dengan penuh
iman dan cinta, wujudkan disaudara-saudari yang sangat membutuhkan, tersisih
dan tertindas, termiskin dan terlantar.
Terimakasih Tuhan atas cintaMu yang Engkau berikan
lewat kehadiran Pak Ignatius Susanto di Komunitas Meditasi Kristiani, meskipun waktunya terlalu singkat bagi kami. Terima kasih untuk pelayananmu dan pengorbanan bagi
kelompok Meditasi di BSD.
Akhirnya
kami para Meditator BSD mengucapkan beribu terimakasih kepada para Meditator
Pusat, kepada Ibu Kindawati selaku pimpinan Pusat Meditasi Kristiani dan Bp. Andreas atas perhatian, cinta, kehadiran dalam Misa Arwah saudara
kami Ignatios Susanto tgl 26 Februari 2013 malam, juga karangan bunga yang indah yang menguatkan dan memberi
penghiburan bagi keluarga.
Kami juga
bersyukur kepada Romo Lukas Sulaiman, OSC dan Romo Yayah, OSC yang
telah berkenan mempersembahkan Misa bagi Almarhum Ignatius Susanto.
Salam kasih dari: dari Sr. Ignatio, OSU dan para Meditator BSD