SEMOGA KELOMPOK MEDITASI
MENJADI RUMAH SPIRITUAL YANG SEJATI
BAGI YANG MENCARINYA
(Oleh Sr. Ignatio, OSU)
Rumah
Spiritual
Judul di atas terdapat pada baris pertama “Doa
Penutup” yang selalu didoakan para Meditator sesudah Meditasi atau saat Hening
selesai. kalimat doa ini bukan merupakan pokok bahasan tapi begitu menjadi
istimewa, menarik dan menyadarkan betapa penting dan berharganya “Kelompok
Meditasi “
Kalimat “Semoga kelompok meditasi ini menjadi
rumah spiritual yang sejati bagi yang mencarinya” beberapa kali di ucapkan oleh
Romo Vincent dan kami menangkap sebagai pesan Tuhan yang indah dan bermakna,
yang sebelumnya tak pernah terpikirkan.
Pertemuan Kelompok Meditasi mingguan atau pada hari yang sudah disepakati
bersama, akan sungguh menjadi Rumah Spiritual yang dirindukan oleh para
Meditator, karena yang menjadi roh dan jiwa yang menghidupi kelompok adalah Roh
Allah sendiri. Para Meditator dipersatukan satu dengan yang lain oleh Roh kasih
sang pemersatu yang sejati. Kelompok Meditasi kita menjadi rumah Spiritual yang
harus kita cintai, tempat menimba kekuatan, damai suka cita dan sumber
inspirasi dari segala kegiatan.
Seminggu sekali para Meditator bertemu, duduk
bersama dengan tujuan yang sama, berdoa dan membaca Kitab Suci bersama, saling
memberi dan menerima kekayaan anugerah Allah yang di timba dari Sang Sabda. Dengan
Rahmat yang dicurahkan, para Meditator menjadi mengerti, memahami dan mencintai
serta membatinkan dalam keheningan di hati mereka.
Dalam keheningan para Meditator akan berdoa
bersama Roh dan dalam Roh yang telah dan senantiasa berdoa bagi kita.
Kekuatan
Mantra
Untuk masuk
kedalam keheningan memang tidak mudah, banyak kesulitan, gangguan dan godaan
yang silih berganti. Namun pesan Tuhan “ Jangan Takut” pesan ini menguatkan
untuk menempuh perjalanan yang penuh tantangan. Pengorbanan harus kita
persembahkan sebagai tanda cinta kepada Allah yang telah mendahului mencintai kita
tanpa batas. Supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup
( Rom 12;1 ).
Kedisiplinan
seorang murid, kesetiaan untuk terus menerus mengucapkan Mantra selama
Meditasi, akan menghantar ketempat Allah bersemayam dan menanti dibait-Nya yang
kudus yaitu di dalam hati kita . Sabar
menanti datangnya sentuhan rahmat, terbuka dan memberi kebebasan Allah bekerja
meskipun kadang kala menyakitkan. Penyerahan total untuk di ubah, dibersihkan
dari kerak-kerak yang melekat yang susah ditembus oleh rahmat, yang membuat
kita bebal dan tak peka akan kehadiranNya.
Jangan
takut, Mantra yang kita doakan dengan setia, penuh Iman dan Kasih akan membawa
kita kehadirat Tritunggal Maha Kudus. Mantra sungguh mempunyai kekuatan yang
luar biasa, yang mampu menggempur dinding tebal egoisme kita, yang memblokir
diri kita yang sejati, yang sering membuat kita sulit menemukan Allah Sang Sumber
Kasih. Mantra mampu menghantar kita dihadirat Allah Sang Sumber Cinta. Mantra
mampu membawa kita kedalam Dasar Doa Kristiani, ketempat Roh Kudus berada yang
siap membantu kita yang berada dalam kelemahan; sebab kita tidak tahu,
bagaimana sebenarnya harus berdoa, tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada
Allah, dengan keluhan-keluhan yang tak terucapkan ( Rom 8; 26 )
Keheningan
Bertemu dengan Allah dan tinggal bersama
dengan Allah Tritunggal Mahakudus di dalam hati, menjadikan manusia (para Meditator) mengalami ‘kasih Allah yang telah dicurahkan kedalam hati oleh Roh Kudus yang dikaruniakan kepada kita (Rom
5; 5)’. Para Meditator mengalami damai, sukacita, cinta yang
mendalam. Manusia menemukan dirinya yang
utuh, karena manusia mengalami aliran cinta Allah yang tanpa batas, yang
mengampuni, yang menyembuhkan, dan yang mengubah manusia menjadi baru.
Pengalaman perjumpaan dengan Allah merupakan
suatu rahmat anugerah yang luar biasa yang tak bisa dilukiskan. Disini kita
tidak ada gangguan apapun, badan dan pikiran sudah menyatu selaras dengan
hati/spirit/roh dan jiwa, mau bertelut dihadirat Allah, sadar akan karya
agung Allah dalam dirinya. Perjumpaan dengan Allah ini juga pernah dialami oleh
Saulus yang mempunyai niat membinasakan pengikut Yesus, tapi Rahmat Allah
berkenan mengubah Saulus menjadi Paulus bahkan menjadi Santo Paulus. Jadi kalau
kita merasa orang lemah dan berdosa jangan takut berdoa Meditasi, jangan takut
untuk berjumpa dengan Allah
Saulus yang sudah diubah oleh Yesus, menjadi
St Paulus ini menjadi orang yang berkobar penuh semangat untuk mewartakan
kebenaran Allah tanpa takut resiko yang berat dengan menyerahkan nyawa demi
melaksanakan tugas pewartaan dari Allah.
Para Meditator yang mengalami aliran cinta
yang mendalam dari Allah Sang Penciptanya, tak mampu berkata apa-apa, hanya
duduk diam dalam keheningan yang menyelimutinya, dan menikmati aliran kepenuhan
cinta yang luar biasa. Cinta itu menggetarkan, cinta itu membakar, cinta itu
memberikan kekuatan dan keberanian untuk
diutus. Disini Meditator menemukan dirinya yang utuh secitra Allah. Manusia
yang memiliki pribadi yang utuh, adalah manusia yang telah mampu berdamai
dengan dirinya sendiri, berdamai dengan sesama dan berdamai dengan Allah.
Pribadi yang utuh adalah pribadi yang tak tergoncangkan, tegar dan seimbang,
yang mampu menyelaraskan antara doa dan karya (kontemplatif dan aktif) yang ada
dalam dirinya, tanpa ada jurang pemisah. Tugas-tugas perutusan yang diterimanya
dialami sebagai anugerah yang menggembirakan dan membahagiakan dan bukan beban
yang menekan hidupnya, karena merupakan buah dari perjumpaan dengan Allah dalam
keheningan yang sejati. Manusia yang memiliki pribadi yang utuh adalah manusia
yang mampu bersyukur dan mengungkapkan syukurnya yang mendalam didalam perayaan
Ekaristi, dan Perayaan Ekaristi ini disadari sebagi puncak dan sumber hidup.
Rahmat dan kekayaan cinta harus mengalir ke dunia sekitarnya dalam bentuk tugas
pekerjaan, dalam bentuk tegur sapa dan kata penghiburan, perhatian dan berbela
rasa terhadap orang lemah dan tersingkirkan.
Dalam keheningan sejati , inilah para
Meditator akan di bentuk oleh Allah sendiri dalam doa kontemplasinya menjadi
seorang pribadi yang mampu menyadari kehadiran Allah dalam kehidupan sehari-harinya.
Dalam kelompok Meditasi, para Meditator
dipanggil untuk saling mensharingkan pengalaman akan Allah dan anugerah –
anugerah Roh Kudus yang diterima dengan cuma-cuma. Dengan demikian Betapa
berharganya kelompok Meditasi yang bisa dan mempunyai kesempatan bertemu
seminggu sekali. Kelompok ini sungguh akan menjadi “Rumah spiritual yang sejati
“ bagi yang mencari nya.
Salam kasih dari Sr.Ignatio OSU, dan
teman-teman BSD Peserta Retret tgl 26-27-28 April 2013 dipondok Remaja Anugerah
(Bp.Hengky, Bp.Hery, Bp.Gunawan, ibu Danny )