
Rekoleksi kali ini diadakan dalam rangka HUT Meditasi Kristiani paroki St Monika Serpong yang ke-3, dan sebagai narasumber adalah Suster Pia dari Ursulin Bandung. Tema dari rekoleksi ini adalah “ Bertolak ke tempat yang dalam “ ,yang dalam 5 sesi. Bagaimana dan Mengapa harus ke tempat yang lebih dalam? . Sr Pia memulai sesi dengan memperkenalkan secara singkat bagaimana awal mula mengenal Meditasi Kristiani ,yang diperkenalkan oleh seorang ibu(awam) dan bagi Sr Pia meditasi atau doa hening sudah dikenal sewaktu masuk biara Ursulin. Dan setelah itu dilanjutkan dengan memahami isi bacaan injil Lukas 5:1-11, meditator memperoleh langkah-langkah bagaimana mendalami bacaan injil dan merefleksikan yaitu : Apakah saya punya pengalaman yang mirip dengan Simon, Kapan, Dimana itu terjadi dan Apakah dalam peristiwa ini ,saya menyakini bahwa Yesus campur tangan. Meditator diajak memahami 4 makna untuk “ Bertolaklah ke tempat lebih dalam “ dalam hidup ini ,yaitu :
1. Menempatkan Yesus sebagai pusat hidupku.
2. Berusaha lebih peka terhadap suara hatiku.
3. Mengatasi Ego-ku/ memanggul salib mengikuti Yesus.
4. Menemukan jati diriku.
Meditasi Kristiani adalah : sebuah bentuk doa batin kontemporer yang di kembangkan oleh Pastor John Main,seorang rahib Benediktin. Kekuatan metode doa ini terletak pada kesetiaan untuk mengucap MANTRA , yaitu sebuah “kata doa”. Mantra yang dianjurkan adalah frase “ Ma Ra Na Tha” yang berarti “Datanglah Tuhan”. Karena itu, yang utama dalam latihan rohani ini berbunyi, “DUDUKLAH DIAM, DUDUKLAH DENGAN PUNGGUNG TEGAK, DUDUKLAH DENGAN TENANG, TUTUPLAH MATA, DAN UCAPKAN MANTRAMU”. ( di kutip dari buku Meditasi bersama Yesus, oleh Siriakus Maria Ndolu, O.Carm hal 37.Para meditator diajak ke tempat lebih dalam bermeditasi yaitu : Setia dan tekun dalam meditasinya yang berpusat kepada Yesus dan saat bermeditasi menerima Keheningan Ilahi yang merupakan Rahmat ,dimana memperoleh kemampuan melepaskan/meninggalkan Ego, dosa,luka batin,yang itu semata bukan usaha kita melainkan Allah memberikan Rahmat yang cukup untuk diri kita. Usaha untuk bermeditasi yang dilakukan dengan tekun pagi dan sore 20-30 menit, bagi meditator akan semakin peka dalam mendengarkan suara hati atau Roh Kudus yang tinggal dihati kita, dan semakin mengarahkan para meditator mampu menemukan Jati Diri atau True Shelf. Untuk menemukan jati diri perlu pengorbanan (memanggl salib dan mengikuti Yesus).
Bekal Perjalanan
Rekoleksi tersebut member bekal yang berharga untuk meditator dalam kesetiaan melakukan meditasi 2x sehari (pagi dan sore). Kami para meditator semakin terbuka terhadap bimbingan Allah menuju tempat yang dalam, dipusat hati kita tempat “Bait KudusNya” dan kami rindu tinggal bersamaNya.
Memetik Buahnya
Setelah sekitar 3 bulan kami para meditator St. Monika dengan setia menjalankan meditasi, kami merasakan buahnya, Apa yang saya tulis ini sebagai pengalaman kongkrit yang disharingkan teman-teman Meditator ,yaitu :
- Kerinduan yang mendalam untuk bermeditasi.
- Kerendahan hati
- Kesabaran, biasa mengendalikan emosi, tidak balas-membalas.
- Kebijaksanaan.
- Mampu membiarkan Allah berkarya/tidak mendikte Allah.
- Semakin mensyukuri yang mendalam atas rahmat Allah.
- Control diri semakin nyata /membedakan Roh.
- Sadar bahwa Allah mengasihi dan selalu menyertai.
- Memiliki hati yang berbelas Kasih.
- Suka cita, bahagia,damai.
- Tenang dalam menghadapi persoalan.
- Rela berkorban dan siap melayani tanpa pamrih.
Buah meditasi ini pasti berdampak positip didalam hidup keseharian dalam pelayanan, tugas pekerjaan serta masyarakat pada umumnya.
Acara Rekoleksi ditutup dengan Misa Penutup oleh Pastur Probo dari Gereja Santa Maria Para Malaikat Cipanas dan dilanjutkan dengan foto bersama, kemudian kembali ke Gereja St Monika BSD.
Ditulis oleh : Alexander Hudianto W.