
PERJALANAN MEDITASI DAN PERISTIWA-PERISTIWA DOA ROSARIO SUCI
Oleh : Sr. Ignatio, OSU
Dalam menekuni Meditasi Kristiani, saya menyadari adanya kesejajaran dalam menjalani tahapan-tahapan meditasi dengan biografi Tuhan kita Yesus Kristus, yang kita renungkan bersama dalam peristiwa-peristiwa dalam Doa Rosario Suci.
TAHAP PERTAMA MEDITASI
Pada permulaan menjalani meditasi kita umumnya menjadi
antusias. Kita menemukan cara berdoa yang sederhana . Kita memulai mempraktekan pagi dan sore
dengan gembira melewati latihan latihan yang lamanya tidak kurang dari 20
menit. Kita begitu semangat menceriterakan dan mengajak teman-teman untuk turut
serta Bermeditasi. Pada tingkatan yang awal ini, kita merasa bahwa kita mulai
menemukan kebiasaan berdoa yang telah lama kita lupakan. Maka tahap ini juga
sering disebut tahap pertobatan, suatu perbaikan hidup doa dari sedikit demi
sedikit mulai mendapat perhatian. Tahap ini kita
sejajarkan dengan Biografi Yesus Kristus dalam sejarah penyelamatan manusia renungan
“PERISTIWA GEMBIRA” yaitu peristiwa pertama dalam Doa Rosario.
TAHAP KEDUA MEDITASI
Tidak lama kemudian, kita akan
mengalami “PERISTIWA SEDIH” Peristiwa
kedua
dalam Rosario ; mengapa ? saat kita bermeditasi, kita
dilanda berbagai macam tantangan dengan rasa tidak ada gunanya; sudah duduk
diam, mengucapkan Mantra “ MA-RA-NA-TA” dengan tekun pagi dan sore selama 20 menit, tapi tidak ada
hasilnya apa-apa . Bahkan fikiran jadi kacau, melayang-layang, meskipun kita
mendisiplinkan diri sampai kaki kaku, kesemutan, punggung sakit, pantat seperti
ditusuk jarum, dari dalam menjadi protes jenuh dan ingin mengakhiri saja, lebih baik berhenti
karena tak ada gunanya. Tahap ini juga sering disebut tahap “ Setan
Accedia” Nah peristiwa ini sungguh menyedihkan kalau kita menyerah kalah dan
berhenti. Pengalaman yang seperti ini, kita MESTI BERTEKUN dan SEMAKIN BERTEKUN MENGUCAPKAN MANTRA DENGAN
PENUH IMAN DAN KASIH, kedisiplinan harus kita tingkatkan, kekecewaan kita
tinggalkan dan Kita percaya meskipun kita tidak menyadari dan tidak merasakan,
Tuhan menyertai kita dalam perjalanan memasukki lorong Meditasi kita sampai
tempat yang kita tuju, yaitu Bait Suci Nya, tempat Allah berada. Bertekunlah
menghadapi tantangan dan godaan, seperti Yesus
telah memberi teladan
ketika Yesus berdoa di padang gurun. Dia
tidak menyerah kalah tapi selalu mengatasi godaan setan dengan tegas. Yesus menang
melawan godaan, setan kalah dan terpaksa harus mengundurkan diri dari hadapan
Yesus.
TAHAP KETIGA MEDITASI
Apa bila kita mampu bertekun MENGUCAPKAN MANTRA (KATA DOA SINGKAT) yang kita ucapkan terus menerus dengan penuh Iman dan Kasih,
kita akan mengalami PENCERAHAN yang
menguatkan niat kita untuk tetap mengucapkan Mantra selama Meditasi dan akan
tetap setia melakukan Meditasi pagi dan sore minimal 20 menit. Kita percaya
bahwa dikala kita tak mampu berdoa, Allah berdoa untuk kita, kita percaya bahwa
Allah menyertai perjalanan kita. Disinilah kita dapat mensejajarkan Tahap perjalanan
Meditasi kita ini dengan “ PERISTIWA TERANG “ pada peristiwa ketiga Doa Rosario suci.
TAHAP KEEMPAT MEDITASI
Kita
percaya bersama dan dengan Rahmat Allah, bila kita tekun dalam mengucapkan
Mantra dalam bermeditasi, kita akan mampu menggempur
diding tebal yang telah bertahun-tahun dibangun oleh Egoisme kita. Dengan
runtuhnya dinding Ego, kita mampu mengalami Kemuliaan Allah yang
membawa kita Bahagia, damai, cinta Tuhan kita alami dan kita rasakan jauh
mendalam dan kekhusukan dalam doa tercipta dengan sendirinya. Kalau
kita mengalami peristiwa dalam tingkatan ini, kita mensejajarkan dengan “PERISTIWA MULIA“ pada Doa Rosario Suci yaitu peristiwa ke empat. Dalam
Bahasa yang sering dipakai oleh para Meditator adalah tahap “ APATHEIA.” Menurut Rm.Siriakus Maria Ndulu, O’Carm dalam
bukunya ‘Meditasi Kristiani jalan sederhana menjumpai Allah’ halaman 128, Tahap Apatheia adalah ketenangan yang sungguh mendalam. Pada
tahap ini fikiran dan perasaan telah ditenangkan, topeng-topeng Ego telah
ditanggalkan. Dalam tahap pengalaman ini biasanya Meditator mempunyai kesadaran
penuh, bersemangat dan hidup secara utuh. Rm.Siriakus mengatakan semua konsep
pikiran ditransendensikan. Luar biasa…. Maka para Meditaor bertekunlah dan
percayalah Rahmat sudah tersedia untuk kita dengan cuma-cuma.
TAHAP KELIMA MEDITASI
Apabila kita berani meneruskan
perjalanan kita, dengan setia mengucapkan MANTRA dengan rendah hati penuh Iman dan Cinta, mengalirlah rahmat Allah Yang ILLAHI yang tertinggi kepada
CiptaanNya sebuah cinta tak bersyarat, yang membuat kita dimampukan untuk
bersatu dengan Allah. Roh kita orang berdosa ini boleh bersatu dengan Roh
Kudus. Seperti anak yang hilang telah kembali kerumah Bapa. Orang Jawa menyebut
saat yang indah ini dengan kalimat yang mendalam dalam bahasa Jawa “
MANUNGGALING KAWULA GUSTI “. Hal ini mampu dialami oleh para Meditator, tidak
saja karena berjuang bertekun mengucapkan Mantra tetapi mengalir dari RAHMAT
ALLAH YANG TAK BERSYARAT DAN TANPA BATAS
kepada kita. Tahap ini sering disebut dengan TAHAP AGAPE ( lihat buku Rm.Siriakus hal 128 alinea terakhir )
Biasanya para Meditator yang sudah
mengalami tahap APATHEIA & TAHAP AGAPE, mereka akan tetap setia bermeditasi
meskipun disuatu saat mengalami
tantangan-tangan yang tidak sedikit.
Pengalaman akan Allah dalam Tahap
Meditasi tersebut akan mempengaruhi cara hidup para Meditator, dan bahkan
memperbarui cara berfikir dan bertindak, MESKIPUN TAK PERNAH memohon apapun
kepada Tuhan, orang lain boleh menikmati buahnya. Rahmat Kasih yang dialami dan
diterima dari Allah Tritunggal yang Maha Cinta juga mengalir kepada sesama
Mereka hidupnya seimbang dan harmonis
menjadi hamba Allah yang mampu mengatur atara doa dan karya.