Pages

Sunday, May 11, 2014

MEDITASI KRISTIANI DAN PERISTIWA ROSARIO SUCI




 

PERJALANAN MEDITASI DAN PERISTIWA-PERISTIWA DOA ROSARIO SUCI

Oleh : Sr. Ignatio, OSU

Dalam menekuni Meditasi Kristiani, saya menyadari adanya kesejajaran dalam menjalani tahapan-tahapan meditasi dengan biografi Tuhan kita Yesus Kristus, yang kita renungkan bersama dalam peristiwa-peristiwa dalam Doa Rosario Suci.


TAHAP PERTAMA MEDITASI
Pada  permulaan menjalani meditasi kita umumnya menjadi antusias. Kita menemukan cara berdoa yang sederhana .  Kita memulai mempraktekan pagi dan sore dengan gembira melewati latihan latihan yang lamanya tidak kurang dari 20 menit. Kita begitu semangat menceriterakan dan mengajak teman-teman untuk turut serta Bermeditasi. Pada tingkatan yang awal ini, kita merasa bahwa kita mulai menemukan kebiasaan berdoa yang telah lama kita lupakan. Maka tahap ini juga sering disebut tahap pertobatan, suatu perbaikan hidup doa dari sedikit demi sedikit mulai mendapat perhatian. Tahap ini   kita sejajarkan dengan Biografi Yesus Kristus dalam sejarah penyelamatan manusia renungan PERISTIWA GEMBIRAyaitu peristiwa  pertama dalam Doa Rosario.


TAHAP KEDUA MEDITASI
Tidak lama kemudian, kita akan mengalami “PERISTIWA SEDIH” Peristiwa  kedua  dalam Rosario ; mengapa ? saat kita bermeditasi, kita dilanda berbagai macam tantangan dengan rasa tidak ada gunanya; sudah duduk diam, mengucapkan Mantra “ MA-RA-NA-TA” dengan tekun  pagi dan sore selama 20 menit, tapi tidak ada hasilnya apa-apa . Bahkan fikiran jadi kacau, melayang-layang, meskipun kita mendisiplinkan diri sampai kaki kaku, kesemutan, punggung sakit, pantat seperti ditusuk jarum, dari dalam menjadi protes jenuh dan  ingin mengakhiri saja, lebih baik berhenti karena tak ada gunanya. Tahap ini juga sering disebut tahap Setan Accedia” Nah peristiwa ini sungguh menyedihkan kalau kita menyerah kalah dan berhenti. Pengalaman yang seperti ini, kita MESTI BERTEKUN  dan  SEMAKIN BERTEKUN MENGUCAPKAN MANTRA DENGAN PENUH IMAN DAN KASIH, kedisiplinan harus kita tingkatkan, kekecewaan kita tinggalkan dan Kita percaya meskipun kita tidak menyadari dan tidak merasakan, Tuhan menyertai kita dalam perjalanan memasukki lorong Meditasi kita sampai tempat yang kita tuju, yaitu Bait Suci Nya, tempat Allah berada. Bertekunlah menghadapi tantangan dan godaan, seperti Yesus telah memberi  teladan ketika  Yesus berdoa di padang gurun. Dia tidak menyerah kalah tapi selalu mengatasi  godaan setan dengan tegas. Yesus menang melawan godaan, setan kalah dan terpaksa harus mengundurkan diri dari hadapan Yesus.



TAHAP KETIGA MEDITASI
Apa bila kita mampu bertekun MENGUCAPKAN MANTRA (KATA DOA SINGKAT) yang kita ucapkan terus menerus dengan penuh Iman dan Kasih, kita akan mengalami PENCERAHAN yang menguatkan niat kita untuk tetap mengucapkan Mantra selama Meditasi dan akan tetap setia melakukan Meditasi pagi dan sore minimal 20 menit. Kita percaya bahwa dikala kita tak mampu berdoa, Allah berdoa untuk kita, kita percaya bahwa Allah menyertai perjalanan kita. Disinilah kita dapat mensejajarkan Tahap perjalanan Meditasi kita ini dengan PERISTIWA TERANG pada peristiwa ketiga Doa Rosario suci.


TAHAP KEEMPAT MEDITASI
Kita percaya bersama dan dengan Rahmat Allah, bila kita tekun dalam mengucapkan Mantra dalam bermeditasi, kita akan mampu menggempur diding tebal yang telah bertahun-tahun dibangun oleh Egoisme kita. Dengan runtuhnya dinding Ego, kita mampu mengalami Kemuliaan Allah yang membawa kita Bahagia, damai, cinta Tuhan kita alami dan kita rasakan jauh mendalam  dan kekhusukan  dalam doa tercipta dengan sendirinya. Kalau kita mengalami peristiwa dalam tingkatan ini, kita mensejajarkan dengan PERISTIWA MULIA pada Doa Rosario Suci yaitu peristiwa ke empat. Dalam Bahasa yang sering dipakai oleh para Meditator adalah tahap “ APATHEIA.”  Menurut Rm.Siriakus Maria Ndulu, O’Carm dalam bukunya ‘Meditasi Kristiani jalan sederhana menjumpai Allah’ halaman  128, Tahap Apatheia  adalah ketenangan yang sungguh mendalam. Pada tahap ini fikiran dan perasaan telah ditenangkan, topeng-topeng Ego telah ditanggalkan. Dalam tahap pengalaman ini biasanya Meditator mempunyai kesadaran penuh, bersemangat dan hidup secara utuh. Rm.Siriakus mengatakan semua konsep pikiran ditransendensikan. Luar biasa…. Maka para Meditaor bertekunlah dan percayalah Rahmat sudah tersedia untuk kita dengan cuma-cuma.



TAHAP KELIMA MEDITASI

 Apabila kita berani meneruskan perjalanan kita, dengan setia mengucapkan MANTRA  dengan rendah hati penuh Iman dan Cinta, mengalirlah rahmat Allah Yang ILLAHI  yang tertinggi kepada CiptaanNya sebuah cinta tak bersyarat, yang membuat kita dimampukan untuk bersatu dengan Allah. Roh kita orang berdosa ini boleh bersatu dengan Roh Kudus. Seperti anak yang hilang telah kembali kerumah Bapa. Orang Jawa menyebut saat yang indah ini dengan kalimat yang mendalam dalam bahasa Jawa “ MANUNGGALING KAWULA GUSTI “. Hal ini mampu dialami oleh para Meditator, tidak saja karena berjuang bertekun mengucapkan Mantra tetapi mengalir dari  RAHMAT   ALLAH YANG TAK BERSYARAT DAN TANPA BATAS  kepada kita. Tahap ini sering disebut dengan  TAHAP AGAPE ( lihat buku Rm.Siriakus  hal 128 alinea terakhir )


Biasanya para Meditator yang sudah mengalami tahap APATHEIA & TAHAP AGAPE, mereka akan tetap setia bermeditasi meskipun disuatu saat  mengalami tantangan-tangan yang tidak sedikit.

Pengalaman akan Allah dalam Tahap Meditasi tersebut akan mempengaruhi cara hidup para Meditator, dan bahkan memperbarui cara berfikir dan bertindak, MESKIPUN TAK PERNAH memohon apapun kepada Tuhan, orang lain boleh menikmati buahnya. Rahmat Kasih yang dialami dan diterima dari Allah Tritunggal yang Maha Cinta juga mengalir kepada sesama


Mereka hidupnya seimbang dan harmonis menjadi hamba Allah yang mampu mengatur atara doa dan karya.