Pages

Monday, September 2, 2013

Menuju Persatuan dengan Kristus

Mungkin sudah banyak yang tahu bahwa banyak orang-orang hebat seperti atlet-atlet tingkat dunia, para pesohor papan atas, ilmuwan dan penemu kaliber internasional telah mempraktekkan meditasi dalam kehidupan sehari-hari mereka, tentu saja dengan caranya masing-masing. Nama-nama seperti Steve Jobs (pendiri Apple Inc.), Kobe Bryan (pemain basket NBA) dan Arnold Schwarzenegger (atlet, bintang film Hollywood dan Gubernur California) boleh disebut di antara begitu banyak lagi praktisi meditasi di kalangan orang terkenal.

Memang, beberapa referensi tentang meditasi baik  buku-buku umum yang dijual di toko-toko buku maupun beberapa situs internet menyebutkan keunggulan-keunggulan bermeditasi di antaranya: memberikan ketenangan batin,  meningkatkan kepercayaan diri, mempertajam feeling, mengurangi stres dan meningkatkan kemampuan mengatur emosi. Di sisi lain seorang paranormal terkenal mengatakan bahwa orang-orang yang suka bermeditasi itu tidak bisa kesurupan serta tidak mempan diguna-guna !! Boleh percaya, boleh tidak !

Melampaui Diri Sendiri
Bagi banyak orang boleh jadi keunggulan meditasi tersebut telah menjadi tujuan dari meditasi itu sendiri. Jujur saja,  orang  tertarik dengan meditasi adalah karena mengharapkan untuk mendapatkan sesuatu dalam hal pemahaman psikologis dan pengenalan diri sendiri. Karena itu muncullah keinginan untuk mengembangkan potensi diri, atau sekedar memperoleh penyembuhan malahan ada juga yang sampai ingin menjadi 'sakti' seperti dalam legenda para pertapa tempo dulu.

Namun John Main OSB, seorang rahib Benediktin, menuliskan bahwa ada bahaya jika dalam bermeditasi, kita begitu terpukau oleh penemuan tentang diri kita sendiri dan menjadi lupa untuk melampaui diri kita menuju yang ilahi. Dalam bukunya “Door to Silence”, beliau menyebutkan bahwa memang benar ada manfaat-manfaat praktis dalam bermeditasi, tetapi jangan sampai berhenti pada pencapaian berdasarkan penilaian akal budi yang terbatas dan memisahkan diri dari  sumber yang tidak terbatas.

Tujuan Meditasi
Jadi, apa konkretnya tujuan meditasi? Menurut John Main, inti pokok meditasi adalah inti pokok Injil. Kita diundang untuk membuka hati dan pikiran kepada Allah. Panggilan dari Kitab Suci adalah bersatu dengan “Sang Kasih”. Kita harus lebih dahulu bersatu di dalam diri kita sendiri supaya dapat bersatu dengan Allah.

Dalam keheningan ketika bermeditasi, muncul kedamaian, keselarasan atau keserasian. Dengan penuh iman dan kepasrahan, serta kedisiplinan mengucapkan mantera “MA-RA-NA-THA”, secara perlahan-lahan dan setia dengan penuh iman dan kasih kita mengenali kehadiran Allah. Karena itu tujuan meditasi dalam konteks Kristiani adalah masuk ke dalam persatuan yang penuh dengan kesadaran Kristus. Nah, kalau sudah sampai pada lapisan ini, tidak ada urusannya lagi dengan kehebatan pribadi para praktisi meditasi yang telah disebutkan  di atas. Apalagi dengan mempan atau tidak mempannya diguna-guna, ini sudah di luar konteks kita.

Hanya rahmat Allah yang membimbing ke persatuan dengan yang Illahi yaitu Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus, Sang Pencipta yang mencintai ciptaan-Nya dan akan memanggil kita dalam pelukan cinta-Nya.


Eddi Nugroho
Meditator MK Serpong

No comments:

Post a Comment